Sabtu, 02 November 2013

FASE MENGENALI ORANG LAIN



REFLEKSI MATERI FASE II
KOMUNIKASI BISNIS                                                                        SYAHDARA ANNISA MA’ARUF,S.Pd.I,M.Pd.I

MUHAMAD SYAEFUL ANWAR
(13311201)


MANAGEMENT
FACULTY OF ECONOMICS
ISLAMIC UNIVERSITY OF INDONESIA 2013


I.            EMPATI
Empati (dari Bahasa Yunani εμπάθεια yang berarti “ketertarikan fisik”) didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan orang lain. Karena pikiran, kepercayaan, dan keinginan seseorang berhubungan dengan perasaannya, seseorang yang berempati akan mampu mengetahui pikiran dan mood orang lain. Empati sering dianggap sebagai semacam resonansi perasaan.
Menurut KBBI, empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasi atau merasa dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.Empati merupakan dasar hubungan interpersonal. Hal yang juga penting diungkap dalam konteks peningkatan mutu empati seseorang adalah berlatih menampakkan ekspresi-ekspresi atau isyarat-isyarat non-verbal yang membuat orang lain merasa dimengerti dan diterima, karena kemampuan empati terutama melibatkan kemampuan seseorang untuk membaca perasaan lewat pemahaman terhadap isyarat-isyarat non verbal orang lain. Pemahaman seperti ini membuat hubungan antar individu terjalin dengan baik.
Empati di bangun atas 3 dasar yaitu pertama adalah kesadaran diri.kedua adalah terletak pada kemampuan orang untuk mebaca pesan non verbal orang lain.dan dasar empati ketiga adalah kepekaan dan kepedulian pada keadaan orang lain.

II.            BERSIKAP ASERTIF
Orang yang mempunyai perilaku submisif berkecenderungan menerima dan bahkan menyerah pada semua hal yang terjadi, sekalipun yang dihadapi buruk adanya. Yang menonjol dari perilaku ini adalah tidak mampu mengatakan "Tidak" pada kondisi dimana ia harus menyatakan "tidak". Jelas perilaku seperti ini  menimbulkan berbagai masalah  baik bagi dirinya sendiri maupun orang-orang lain yaitu: tidak dapat dijadikan partner kerja yang baik dan sulit untuk berkembang. Orang dengan perilaku seperti ini akan selalu menghadapi berbagai hambatan dan selalu melakukan kesalahan-kesalahan yang dapat menjatuhkan aktivitasnya.

Bagaimana mengenai perilaku agresif? Perilaku agresif mempunyai  pengertian yang bertolak belakang dari perilaku submisif. Perilaku agresif cenderung untuk tidak melihat atau tidak mempertimbangkan kepentingan orang lain. Apa pun yang menjadi keinginannya itulah yang harus dilaksanakan. Dengan demikian, orang yang berperilaku demikian akan menemui berbagai kesulitan pada waktu berkeja secara tim. Kalaupun dipaksakan cenderung melakukan banyak kesalahan yang pada akhirnya menghambat kariernya sendiri.
Dan inilah yang dimaksud dengan perilaku asertif. Perilaku asertif dibandingkan dengan kedua perilaku di atas (submisif dan agresif) berada di antara keduanya, yaitu perilaku yang dapat menyatakan "Ya" dan "Tidak" sesuai pada kondisi yang terjadi.
Orang  yang memiliki perilaku asertif ini cenderung dapat bekerja sama dan dapat berkembang untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Pada perilaku ini tingkat sensitivitas yang dimiliki cukup tinggi sehingga ia dapat membaca situasi yang terjadi di sekelilingnya, yang memudahkannya untuk menempatkan diri dan melakukan aktivitasnya secara strategis, terarah, dan terkendali mantap.
Ketiga perilaku dasar tersebut selalu berdampak langsung terhadap perkembangan diri dan berbagai aktivitas yang dijalankannya. Di sini terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku yang dimiliki dengan tindakan yang dilakukan. Seperti halnya orang yang berperilaku submisif cenderung tidak memfokuskan diri pada perkembangan dirinya berdasarkan kemampuan yang dimiliki; mereka akan mengikuti apa saja yang menjadi keinginan pimpinan, keinginan keluarga, atau keinginan masyarakat. Apabila kita menyimak secara mendalam penjabaran di atas, maka terlihat bahwa perilaku asertif merupakan pilihan utama yang patut dikembangkan dalam upaya memperlihatkan citra diri berkualitas.
Perilaku asertif berarti adanya sikap tegas yang dikembangkan dalam berhubungan dengan banyak orang dalam berbagai aktivitas kehidupan. Dalam artian, ia dapat mengambil keputusan atau melakukan tindakan tertentu berdasarkan hasil pemikiran sendiri, tanpa sikap emosional, meledak-ledak, atau berperilaku buruk lainnya. Ia menegakkan kemandiriannya tanpa bermaksud menyakiti hati orang lain. Ketegasan penuh kelembutan, ketegasan tanpa arogansi, itulah ciri  asertif.
Lebih jauh lagi perilaku asertif membuat seseorang merasa bertanggung jawab dan konsekuen untuk melaksanakan keputusannya sendiri. Dalam hal ini, ia bebas untuk mengemukakan berbagai keinginan, pendapat, gagasan, dan perasaan secara terbuka sambil tetap memperhatikan juga pendapat orang lain. Citra dirinya akan terlihat sebagai sosok yang berpendirian dan tidak terjebak pada eksploitasi yang merugikan dirinya sendiri. Dengan demikian, akan timbul rasa hormat dan penghargaan orang lain yang berpengaruh besar terhadap pemantapan eksistensi dirinya di tengah-tengah khalayak luas.
III.            BERSIFAT INKLUSIF
Perbedaan dan sikap inklusif.Manusiadi ciptakan dengan  segala perbedaan.perbedaan tersebut menyebabkan manusia terperangkap dalam identitas diri mereka.Identitasmemang penting ketika iadi maksudkan untuk menandakan individu atau kelompok satu dari kelompok lainnya,sehingga masing-masing dapat berinteraksi dengan yang lainnya secara sejajar(equal). Tetapi identitas menjadi kendala dan bahkan perusak ketika sekelompok atau seseorang dengan identitas tertentu mulai menganggap identitas lain lebih rendah.Orangyang eksklusifcenderung menutup diri dari orang atau kelompok lain.Akibatnyakelompok lain yang tidak di libatkan atau di berikan akses merasa terabaikan dan tidak di hargai.
IV.            Membangun Sinergi
     Sinergi adalah suatu istilah yang di gunakan untuk menjelaskan suatu situasi saat entitas yang berbeda  bekerjan sama secara menguntungkan untuk satu hasil akhir. Sinergi bukanlah kompromi.Sinergitidak sama dengan  kompromi dalam kompromi pihak-pihak yang terlibat harus mengorbankan sebagian dari tujuan agar bisa saling bekerja sama.Contohnyajika di gunakan dalam penerapan bisnis berarti  suatu tim kerja akan memberikan hasil yang lebih baik dari pada setiap orang bekerja untuk tujuan yang sama tetapi secara individual.
Diawali dengan tahap pengenalan pribadi dan sesame anggota lalu ada tahap konflik dan perbedaan pendapat,kemudian terjadi proses saling memahami dan penyesuaian pribadi yang di lanjutkan dengan kemampuan untuk saling mengisi dan sinergi.
V.            Intelektual Progresif
 Intelektual adalah  mereka yang terlibat dalam ide-ide dan buku-buku.Namundari segi marxisme istilah intelektual ini adalah mereka yang tergolong dalam kelas dosen,guru,pengacara,wartawan dan sebagainya.Sebagaiseorang intelektual  maka sudah sepatutnya mahasiswa bersikap progresif.Progresif adalah sikap yang tanggap,aktif dan partisipatif  dalam menyikapi setiap realitas di sekitarnya.Jadisikap yang harus di tanamkan mahasiswa adalah kritis progresif bukan apatis karenahal ini akan mebawa mahasiswa menjawab tantangan kedepan  menuju cita-cita bangsa,mewujudkan kemakmuran dan keadilan masyarakat.
VI.            Menjadi Agen Perubahan
Perkembangan zaman menuju arah globalisasi membawa dampak yang sangat signifikan terhadap pola kehidupan social masyarakat dunia di tambah lagi dengan perkembangan teknologi dalam menunjang segala aspek kehidupan. Fasilitas-fasilitasyang berkembang searah perkembangan teknologi,mengajak individu untuk semakin sibuk dengan urusan pribadinya sehingga menguraangi intensitas memikirkan kehidupan yang ada di sekelilingnya.Padadasarnya manusia tidak dapat hidup sendrian.Sudahsemestinya manusia hidup saling tolong menolong .


VII.            Membangun budaya Berorganisasi
Organisasi adalah suatu kesatuan yang memungkinkan suatu kelompok orang(masyarakat) mencapai suatu tujuan yang tidak dapat di capai individu secara perorangan.Organisasidi cirikan oleh “perilakunya yang terarah pada tujuan”.Begitupentingnya sebuah organisasi bahkan di beritakan bahwa keberhasilan Barrack Obama sebagai Presiden di sebut-sebut karena organisasi kampanye Obama yang di siplin dalam menangani isu-isu dan  juga karena cara kerja organisasinya efektif.

VIII.            BERSIKAP KRITIS DALAM BERORGANISASI
Didalam sebuah organisasi kita harus mampu bersikap kritis karena organisasi bukan hanya perorangan tetapi kelompok. Maka dari itu, setiap anggota harus mampu menjadi seorang yang kritis, agar mampu menyampaikan pendapat-pendapatnya demi organisasinya juga.

DAFTAR PUSTAKA:
Nurlia,U. ( 12 juli ). Apa sih empati itu?. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2013 dari http://urriienurlia.tumblr.com/post/7553718408/apa-sih-empati-itu
Setiawan,A.( Sabtu, 17 November 2012). Empati. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2013 dari http://andiysetiawan.blogspot.com/2012/11/empati.html
The Jakarta Consulting Group,(n.d.),Memilih Asertif bukan agresif. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2013 dari http://www.jakartaconsulting.com/art-15-30.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar